BAB I SEJARAH PEMIKIRAN MENGENAI KEPEMIMPINAN
BAB II PENGARUH KEPEIMPINAN TERHADAP KINERJA ORGANISASI
Ada 3 penjelasan mengenai kesuksesan organisasi selain karena pemimpin
- Pendekatan situasional > kesuksesan organisasi ditentukan oleh situasi/lokasi organisasi berada
- Pendekatan fatalistik > kesuksesan ditentukan oleh kejadian dunia(kejadian ekonomi dan sociopolitik); kepemimpinan, pengaruh dan kekuasaan hanyalah ilusi belaka
- Pendekatan pengikut > followerlah yang membawa kesuksesan bagi organisasi, bukan orang yang berada di puncak
Penelitian pemimpin memiliki pengaruh dalam kesuksesan organisasi
- Stanley Lieberson dan James O’Connor (1970)
- Alan Berkeley Thomas (1980an)
- Barrick, Day, Lord and Alexander (1991)
- Noam Wasserman, Bharat Anand dan Nithin Nohria (2010)
- Richard Hackman (2010)
- The Gallup Organization
Bagaimana pemimpin mencapai iklim kerja/kinerja yang baik
Elemen kunci dalam membentuk iklik kerja yang baik adalah dengan membangun kepercayaan/trust. Untuk membangun trust penting bagi pemimpin memastikan bahwa tindakannya selaras dengan apa yang dikatakannya. Dengan kata lain pemimpin haruslah konsisten dengan apa yang dilakukannya.
Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap iklim kerja
Menurut daniel goleman ada 6 jenis gaya kepemimpinan
- Coercive > menginginkan kepatuhan seketika
- Authoritative/visioner > memobilisasi orang menuju satu visi
- Affiliative > menciptakan ikatan emosional yang harmonis
- Democratic > membangun kesepakatan lewat partisipasi
- Pacesetting > mengharapkan mutu tinggi dan self-direction
- Coaching > mengembangkan manusia untuk masa depan
Ada 6 elemen dalam iklim organisasi
- Fleksibilitas > merasa bebas berinovasi
- Tannggung jawab > memiliki rasa tanggungjawab atas organisasi
- Standar > memiliki komitmen pada standar yang tinggi
- Reward > merasa bahwa reward dan feedback sudah sesuai
- Clarity/kejelasan > merasa jelas ttg misi dan nilai organisasi
- Komitmen > memiliki komitmen pada tujuan yang sama
Masing-masing gaya kepemimpinan diketahui memeiliki pengaruh yang dapat diukur terhadap tiap aspek iklim organisasi, beberapa bahkan memiliki pengaruh lebih besar dari yang lain.
Culture*climate -> Trust -> karyawan akan bekerja lebih lama dan lebih keras, lebih sering datang ke tempat kerja dan betah bekerja di tempat tersebut.
Kesimpulan:
- Buktinya banyak bahwa pemimpin dan kepemimpinan memiliki pengaruh signifikan terhadap organisasi – yaitu budaya, iklim, keterlibatan karyawan, produktivitas, kepuasan pelanggan dan pada akhirnya profitabilitas
- Kekuatan dari keterlibatan karyawan sangatlah besar dan berpengaruh luas.
- Bukti-bukti menggambarkan bahwa kita harus mempertimbangkan kepemimpinan dengan serius jika ingin organisasinya berhasil
BAB III PRIMARY COLOR OF LEADERSHIP
Dalam Model Kepemimpinan “Primary Color”, Pendleton membagi kepemimpinan dalam 3 domain, yaitu :
- Domain stratejik
- Memahami lingkungan ekstrnal > PEST (Political Economic Social Technical) analysis
- Menentukan tujuan
- Membuat visi misi
- Membentuk value dalam organisasi
- Membuat strategi
- Domain operasional
- Planning and organizing > semakin tinggi tingkatan planning dan organizaing jadinya malah masuk ke stratejik
- Objective and task
- Mencapai hasil
- Team working
- Domain interpersonal
- Creating alignment > yaitumenciptakan komitmen tim melalui kepemimpinan
- Membangun dan mempertahankan hubungan antar kolega, dengan pelanggan, supplier, shareholder atau masyarakat organisasi berada.
Leading
Ketiga domain ini tidak berdiri sendiri, namun saling melengkapi , dan pertemuan ketiga domain ini disebut dengan “Leading”.
BAB IV LIMA TUGAS DALAM “LEADING”
Lima tugas dalam pertemuan ketiga domain dalam model Primary color (Leading) antara lain:
- Inspire > intellectual component (leader harus paham dengan bisnisnya) and emotional component (leader harus mampu menyatukan orang-orang melalui tindakan dan kata2nya)
- Focus > leader haruslah punya kemampuan untuk memfokuskan kegiatan organisasinya, agar organisasi jelas kemana arahnya
- Enable > leader haruslah bisa menjamin bahwa orang-orangnyua memiliki mandat, sumberdaya dan kemampuan untuk melakukan pekerjaannya.
- Reinforce > leader haruslah dapat menghargai dan memberi reward atas usaha bawahannya secara layak dan kebalikannya
- Learn > organisasi haruslah belajar secara terus menerus agar kinerjanya dapat stabil dan memberi kesempatan untuk orang di dalam organisasi untuk belajar.
BAB V KEMUSTAHILAN MENJADI PEMIMPIN SEMPURNA
3 Argumen :
- Logis > orang biasanya tidak ahli di segala bidang, karena bisa saja bidang2 tersebut saling berlawanan, contoh kita tidak mengeksp[ektasikan bahwa pemain bola profesional juga ahli menari balet.
- Empiris
- Psikologis
Faktor Kepribadian Big 5
- Neuroticism > tendensi untuk merasakan emosi kurang menyenangkan seperti kemarahan, kegelisahan, depresi atau lemah, kadang disebut reaktifitas emosional. Nilai rendah pada sifat ini disebut emotionally stable/tabah
- Extraversion > enerji, emosi positif, tendensi mencari dorongan dan pertemanan dengan orang lain
- Openness > apresiasi terhadap seni, emosi, petualangan, ide unik, imajinasi, keingintahuan dan berbagai macam pengalaman.
- Agreeableness > tendensi untuk merasa iba dan kooperatif ketimbang merasa curiga dan antagonis pada orang lain
- Conscientiousness > tendensi untuk menunjukkan kedisplinan diri, bertanggungjawab dan mengejar pencapaian.
Dari riset 1990an, leader cenderung bersifat stabil secara emosional (Neuroticism rendah)
cenderung extraverted (E+) dan berpikiran terbuka (O+). Ada sedikit tendensi untuk lebih tertantang (A-) dan lebih Conscientious (C+)
cenderung extraverted (E+) dan berpikiran terbuka (O+). Ada sedikit tendensi untuk lebih tertantang (A-) dan lebih Conscientious (C+)
BAB VI MEMBANGUN TIM
Memahami pengaruh/influences
Ada 2 hal yang sangat mempengaruhi perilaku pemimpin yaitu:
- Behavioral repertoire/kebiasaan > kepribadian, preferensi, kemampuan, pengalaman
- Demand of the situation or context of the operation/ Situasi dan kondisi dalam pekerjaannya > politik, ekonomi, sosial, teknis
Perlunya perbedaan yang saling melengkapi
Komplementaritas tim
Untuk menciptakan tim yang saling komplementer perlu komiotmen pada visi yang sama
Kerja tim
Kerjatim yang efektif afdalah hasil dari faktor-faktor:
- Input :tugas tim yang jelas, tugas individu dalam tim jelas, diverse team dan ukuran tim yang tidak terlalu besar
- Proses : mengejar tujuan yang jelas, partisipasi yang luas dalam tim, menitikberatkan pada kualitas, mendukung inovasi, menyempatkan waktu untuk berpikir dan kepemimpinan yang efektif
Membentuk dan menyeimbangkan tim kepemimpinan > lihat lima tugas dalam leading, kelimanya perlu seimbang
BAB VII PERLUKAH KEPINTARAN DALAM MENJADI PEMIMPIN?
Multiple intelligences
Emotional Intelligence
- Kompetensi personal
- Self awareness > paham keadaan internal, preferensi, sumberdaya dan intuisi
- Emotional awareness > menyadari emosi dan efeknya
- Accurate self assessment > tahu kekuatan dan keterbatasan diri
- Self confidence > memiliki harga diri dan kapabilitas yang kuat
- Pengaturan diri
- Self control > menjaga dari emosi yang dpt mengganggu
- Trustworthiness > menjadga standar kejujuran dan integritas
- Conscientiousness > bertanggungjawab pada kinerja personal
- Adaptability >fleksibilitas pada perubahan
- Inovasi > nyaman dengan ide, pendekatan dan informasi baru
- Motivasi
- Achievement drive > berusaha meningkatkan atau mencapai standar yang tinggi
- Commitmen > mendukung tujuan grup/organisasi
- Initiative > kesiapan untuk bertindak
- Opitimism > kegigihan dalam mencapai tujuan meski ada penghalang
- Empati
- Understanding other > merasakan perasaan dan perspektif orang lain
- Developing other > merasakan kebutuhan orang lain dan meningkatkan kemampuan orang lain
- Service orientation > beruisaha memenuhi kebutuhan pelanggan
- Leveraging diversity > menemukan kesempatan lewat berbagai macam orang yang berbeda
- Political awareness > membaca kondisi emosional grup dan hubungan kekuasaan dalam grup
- Kemampuan sosial
- Influence >
- Communication
- Conflict management
- Leadership
- Change catalyst > memulai atau mengelola perubahan
- Building bonds
- Collaboration and cooperation
- Team capabilities > menciptakan sinergi dalam grup untuk mencapai tujuan
Big 5 Traits
Business/Managerial Intelligence
More Quotient of Intelligence
6 Q’s of Leadership
- Intelligence Quotient (IQ) > pemrosesan informasi, ingatan yang baik dan kemampuan untuk belajar
- Technical/Operational Quotient (TQ) > mengukur seberapa mampu manajer dalam mengelaola ide dan proyek, memahami teknologi dan operasional dan singkatnya bisa menyelesaikan pekerjaan
- Motivational Quotient (MQ) > keinginan untuk mencapai, memimpin dan berhasil dan siap untuk mengorbankan kualitas keseimbangan kehidupan pribadi dan pekerjaan untuk itu
- Experience Quotient (XQ) > jumlah dan jenis pengalaman yang dimiliki manajer
- People Quotient (PQ) > kemampuan self managemend dan self awareness terhadap motif, emosi dan tindakan yang pernah terjadi dan kepada orang lain; ketertarikan dan ketyerbukaan pada orang lain
- Learning Quotient (LQ) > kecepatan dalam belajar: belajar untuk berpikir, mengelola dan memecahkan masalah dengan cara yang berbeda.
BAB VIII PENGARUH KEPRIBADIAN DALAM KEPEMIMPINAN
Pengertian Kepribadian
Kepribadian mungkin hanya dapat digambarkan sebagai kecenderungan untuk bertindak, berpikir, dan merasa dengan cara tertentu. Kepribadian memiliki unsur-unsur yang hampir pasti ditentukan secara genetik dan yang lebih dipengaruhi orang-orang. Kepribadian cenderung stabil dan lambat untuk berubah.
Dalam psikologi kontemporer, sifat adalah konsep sentral. Sifat membedakan kualitas atau karakteristik dan dianggap aspek yang lebih abadi dari kepribadian yang berbeda dari negara-negara yang, menurut definisi, lebih transien. Ada banyak pendekatan berbasis sifat yang berbeda untuk kepribadian tetapi ada konsensus yang berkembang bahwa kepribadian digambarkan sebagai terdiri dari lima "sifat super" atau faktor. Sejak 1980-an, teori kepribadian telah didominasi oleh model 5 faktor (FFM).
Kepribadian dan Kepemimpinan
Ada pertanyaan "pemimpin itu dilahirkan atau dibentuk?" Jawabannya tegas yaitu keduanya. Penelitian tentang hal ini dijelaskan dari studi berbagai jenis namun beberapa yang paling kuat cenderung berasal dari genetika perilaku dan studi kembar. Kembar identik yang dipisahkan sejak lahir, serta kembar fraternal, dan saudara lain memberikan kemungkinan penelitian yang sangat berharga.
Kesimpulan
- Pemimipin yang sukses cenderung stabil, berhati-hati, terbuka, dan dapat bernegosiasi. Atribut ini dapat berpengaruh terhadap keefektivitasan kepemimpinan melalui perilaku para pemimpin.
- Mereka yang tidak memiliki atribut ideal pemimpin dapat mempelajari hal-hal ini. Kepribadian bukan hal yang tidak yang kaku dan tidak dapat diubah, melainkan dapat dicapai dengan diarahkan dengan cara-cara tertentu. Bagaimanapun juga, jika rintangan terlalu besar, bekerja bersama bawahan mungkin dapat menjadi solusi yang terbaik.
- Dalam hal bekerja dengan orang lain akan terdapat perbedaan yang saling melengkapi sehingga dapat menciptakan kepemimpinan yang tetap kuat.
BAB IX PROGRAM TINDAKAN
No comments:
Post a Comment