Wednesday, May 20, 2015

Sistem Informasi Manajemen - UTS


CH 1 PENGANTAR SISTEM INFORMASI
Sejarah SI
Pengantar arsitektur komputer
Pengantar arsitektur komunikasi
Evolusi di bidang aplikasi komputer
Pengguna SI
Manajer sebagai pengguna SI
Peranan Informasi dalam pemecahan Masalah Manajemen

 

CH 2 SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF

Perusahaan dan Lingkungannya

Supply Chain Management
Supply chain adalah jalur yang memfasilitasi aliran sumber daya fisik dari pemasok kepada perusahaan dan selanjutnya kepada pelanggan.
Supply chain management adalah pengelolaan aliran sumber daya yang melalui supply chain agar tepat waktu dan efisien. Terdiri dari aktivitas berikut :
  1. Meramalkan permintaan pelanggan
  2. Membuat jadwal produksi
  3. Menyiapkan jaringan transportasi
  4. Memesan persediaan pengganti dari pemasok
  5. Menerima persediaan dari pemasok
  6. Mengelola persediaan – raw material, wip and finished good
  7. Melakukan produksi
  8. Melakukan transportasi sumber daya ke pelanggan
  9. Melacak aliran sumber daya dari pemasok, di dalam perusahaan dan kepada pelanggan
Supply chain mamnagement merupakan salah satu aspek dari Enterprise Resources Planning. Namun karena biaya ERP cukkup mahal mungkin tidak semua anggota dalam supply chain mau membeli software ERP.

Sistem Pengendalian Manajemen - UTS

Management Control System by Kenneth A. Merchant & Wim A. Van der Stede

CH I MANAGEMENT AND CONTROL
Pengendalian manajemen merupakan bagian akhir dari proses manajemen. Fungsi utama dari pengendalian manajemen adalah memengaruhi perilaku agar sesuai dengan yang diinginkan. Keuntungan pengendalian manajemen adalah peningkatan probabilitas tercapainya tujuan perusahaan.

Elemen Proses Manajemen
  1. Penentuan tujuan
    pengetahuan mengenai tujuan adalah syarat penting dalam merancang SPM dan aktivitas lain yang berhubungan dalam mencapai tujuan. Tujuan tidak harus dapat dikuantifikasi maupun berupa ukuran finansial. Di tiap organisasi karyawan haruslah mengetahui tujuan organisasi agar dapat menilai bahwa tindakan karyawan memiliki tujuan dan menilai kesuksesan dari pencapaian organisasi.
  2. Perumusan Strategi
    Strategi mendefinisikan bagaimana organisasi seharusnya menggunakan sumberdayanya untuk mencapai tujuan. Strategi dapat juga diartikan sebagai batasan-batasan bagi karyawan agar aktivitas mereka fokus pada kegiatan organisasi yang dapat membuat organisasi lebih baik daripada kompetitornya. Strategi yang baik berasal dari analisis terhadap kekuatan dan kelemahan organisasi sehingga dapat membimbing karyawan mengejar tujuan organisasi
  3. Pengendalian Manajemen
Untuk dapat fokus pada pengendalian manajemen, kita harus dapat membedakan pengendalian manajemen dengan elemen dari proses manajemen yaitu penentuan tujuan dan perumusan strategi

Monday, May 18, 2015

ACCOUNTING THEORY - Theory and Method


Interpretasi terhadap teori akuntansi
  1. Akuntansi sebagai catatan historis
    akuntansi menitikberatkan pada penyediaan catatan yang tepat atas transaksi dari entitas
  2. Akuntansi sebagai bahasa
    akuntansi digunakan sebagai bahas untuk komunikasi dari manajemen kepada stakeholder
  3. Akuntansi sebagai politik intraperusahaan
    akuntansi digunakan sebagai dasar dalam membuat kebijakan perusahaan seperti pemilihan keputusan dan menentukan tujuan manajemen.
  4. Penetapan standar akuntansi sebagai politik
    manajemen melakukan lobi politik agar standar akuntansi yang berlaku menguntungkan dirinya
  5. Akuntansi sebagai mitologi
    akuntansi digunakan sebagai pembenaran, rasionalisasi atas keputusan. Contohnya metode biaya historis turun temurun dianggap yang benar>mitos
  6. Akuntansi sebagai sihir
    akuntansi digunakan oleh akuntan sebagai tools untuk membuat tipuan-tipuan
  7. Akuntansi sebagai komunikasi-informasi keputusan
    akuntansi digunakan sebagai komunikasi untuk mempengaruhi keputusan orang
  8. Akuntansi sebagai barang ekonomis
    akuntansi memerlukan biaya untuk mendapatkannya
  9. Akuntansi sebagai komoditas sosial
    akuntansi dapat mempengaruhi kesejahteraan sosial banyak pihak
  10. Akuntansi sebagai ideologi dan eksploitasi
    akuntansi digunakan sebagai sebuah ideologi untuk eksploitasi dan penggalian kekayaan bagi pihak-pihak tertentu
  11. Akuntansi sebagai klub sosial
    akuntansi bermanfaat bagi akuntan secara profesional dengan membuat aturan bagi "klub akuntan"
Formulasi teori
Teori adalah pernyataan kepercayaan yang diekspresikan dalam bahasa. Teori adalah sistem deduktif atas pernyataan untuk mengurangi tingkat keumuman/generalitas.
Bagian dari teori
  1. Hubungan sintaksis
    hubungan sintaksis berarti aturan struktur teori berhubungan dengan bahasa yang digunakan
  2. Hubungan semantik
    hubungan semantik berarti menghubungkan suatu konsep dasar dari teori ke objek di dunia nyata.
  3. Hubungan pragmatik
    hubungan pragmatik berarti menghubungkan teori dengan efeknya terhadap manusia.

Sunday, May 17, 2015

SISTEM AKUNTANSI (HISTORICAL, CURRENT COST, EXIT PRICE)


I. HISTORICAL COST ACCOUNTING
Dalam sistem historical cost, isu paling utama berkaitan dengan pengukuran dan pelaporan profit dalam hubungannya dengan net asset yang digunakan.
Profit dalam metode biaya historis
Dalam pandangan akuntansi tradisional:
  1. Income adalah capaian perusahaan selama satu periode.
  2. Expense adalah usaha yang dilakukan
  3. Profit adalah efektivitas perusahaan sebagai unit operasi.
Cost attach theory
Penganut paham ekonomis berargumen bahwa pengukuran suatu biaya dalam akuntansi tidak selalu tepat, terutama dalam menetukan biaya produksi untuk perusahaan manufaktur. Akuntan tradisional meyakini bahwa penggunaan historical cost dan pengalokasian nilai dapat diterima meski biaya penggantiannya naik. Sebagai balasan atas argumen paham ekonomis tersebut, disusunlah cost attach theory. Dalam teori ini terdapat 2 jenis biaya:
  1. Displacement cost (opportunity cost) adalah biaya yang sudah dikorbankan.
  2. Embodied cost (absorption cost) adalah biaya yang berkaitan dengan faktor produksi dan yang harus dilakukan untuk menyediakan input. Dengan kata lain, biaya ini adalah biaya yang melekat pada sesuatu. Total biaya yang melekat ini tidak merepresentasikan nilai dari sebuah produk, tapi total usaha yang dilakukan untuk memproduksinya.
Penganut teori akuntansi tradisional sering menyatakan bahwa akuntansi bukanlah sebuah proses penilaian melainkan pengalokasian biaya. Sementara itu penganut paham ekonomis menolak teori ini karena mereka hanya meyakini satu jenis biaya saja yaitu opportunity cost.
Flow of cost
Akuntan harus terus melacak aliran biaya, terutama karena adanya cost attach. Akuntan juga harus menentukan mana biaya yang sudah 'expired' untuk ditandingkan dengan income pada income statement dan mana biaya yang masih belum 'expired' untuk dimunculkan pada neraca sebagai asset. Oleh karena itu, alokasi biaya menjadi kunci utama akuntansi konvensional.
Argumen mendukung biaya historis
  1. Biaya historis relevan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sebagai manajer yang membuat keputusan mengenai komitmen masa depan, mereka membutuhkan data transaksi masa lalu. Mereka harus dapat melakukan review atas upaya masa lalu mereka dan ukuran dari upaya ini adalah biaya historis.
  2. Biaya historis didasarkan pada transaksi yang aktual, bukan hanya transaksi yang mungkin terjadi.
  3. Sepanjang sejarah, laporan keuangan berdasarkan biaya historis telah berguna.
  4. Pemahaman terbaik konsep profit adalah kelebihan dari harga jual terhadap harga perolehan/ historical cost.
  5. Akuntan harus menjaga integritas data mereka terhadap modifikasi internal.
  6. Seberapa bergunanyakah informasi keuntungan berdasarkan biaya saat ini atau exit price?
  7. Perubahan harga pasar dapat diungkapkan sebagai data tambahan.
  8. tidak ada bukti yang cukup untuk membenarkan penolakan terhadap akuntansi biaya historis.

PERSPEKTIF AKUNTANSI


CH 5 ADOPTING AN ACCOUNTING PERSPECTIVE
Pengertian perspektif secara harfiah adalah sudut pandang manusia dalam memilih opini, kepercayaan, dan lain-lain. Dalam akuntansi, perspektif merupakan cara pandang tertentu dalam memahami, mempelajari, dan mempraktikkan akuntansi.
Tujuan utama akuntansi adalah mengukur dan melaporkan kegiatan ekonomi suatu entitas. Namun, akhir-akhir ini tujuan tersebut diperluas pada kegiatan-kegiatan entitas yang mempengaruhi masyarakat dan lingkungan. Pelaporan suatu organisasi dibuat lebih dari sekedar melaporkan transaksi-transaksi ekonomi serta nilai aset dan kewajiban. Hal ini menghasilkan perubahan-perubahan yang signifikan dalam pelaporan suatu entitas, baik sektor publik maupun swasta. Perubahan-perubahan atas fungsi pembuatan laporan menyebabkan munculnya beberapa sudut pandang akuntansi. Hal tersebut disebabkan banyaknya pengguna laporan keuangan, sehingga menghasilkan pertanyaan : Sudut pandang mana yang harus digunakan dalam proses akuntansi?
SAC 2 menyebutkan tiga ketegori pengguna, antara lain:
  1. Penyedia sumber daya (pemegang saham dan pemberi pinjaman)
  2. Penerima barang dan jasa (konsumen)
  3. Pihak pengawas entitas (auditor independen, manajemen, pemerintah)
Banyaknya pengguna laporan keuangan telah menyebabkan banyaknya perspektif dalam pembuatan laporan keuangan.
Perspektif akuntansi yang diadopsi oleh entitas mengharuskan adanya asumsi-asumsi dan prinsip-prinsip mengenai batasan mengenai konsep entitas. Batasan ini dimaknai sebagai aktifitas-aktifitas yang diukur dan dilaporkan oleh suatu entitas. Pada dasarnya, untuk mengukur dan melaporkan sebuah informasi, aktifitas sebuah entitas harus didefinisikan.
Perumusan mengenai batasan sebuah entitas pelaporan telah berkembang luas untuk menyampaikan informasi kepada pihak pemangku kepentingan (stakeholders) dalam jangkauan yang luas. Informasi ini tidak hanya sekedar informasi keuangan tetapi juga informasi kualitatif mengenai dampak aktifitas suatu entitas terhadap masyarakat dan lingkungan. Pendekatan umum dalam perumusan batasan ini disebut dengan triple bottom-line reporting, yaitu pelaporan untuk mengukur kesuksesan sebuah entitas/perusahaan dilihat dari tiga kriteria, antara lain ekonomi, lingkungan, dan sosial. Konsep triple bottom-line dikembangkan oleh John Elkington, yang berargumen bahwa seharusnya sebuah bisnis juga mempertimbangkan kemakmuran ekonomi, kualitas lingkungan, dan keadilan sosial. Konsep ini juga disebut dengan konsep 3P (people, planet, profit). People (orang) berfokus pada pentingnya praktik bisnis suatu perusahaan yang mendukung kepentingan tenaga kerja. Planet (planet) berfokus pada pengelolaan yang baik atas penggunaan energi yang berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Profit (keuntungan) menekankan bahwa keuntungan tidak sekedar perusahaan mendapatkan keuntungan setinggi-tingginya dengan biaya serendah-rendahnya, tetapi lebih pada penciptaan fair trade dan ethical trade.
Perkembangan teori-teori dalam akuntansi menimbulkan banyaknya perspektif dalam pelaksanaan akuntansi sebuah entitas. Berikut adalah teori-teori yang mendukung berkembangnya persepektif akuntansi:

Saturday, May 16, 2015

PEMBENTUKAN TEORI AKUNTANSI (ACCOUNTING THEORY CONSTRUCTION)


Teori Pragmatik
Pendekatan pragmatik didasarkan pada pengamatan atas perilaku akuntan atau pihak-pihak yang menggunakan informasi yang dihasilkan oleh akuntan. Teori pragmatik membahas berbagai hal yang berkaitan dengan pengujian kebermanfaatan informasi baik dalam konteks pelaporan keuangan eksternal maupun manajerial.
  1. Pendekatan pragmatik deskriptif
    Pendekatan pragmatis deskriptif merupakan suatu pendekatan induktif. Perilaku akuntansi diamati terus menerus dengan tujuan untuk meniru prosedur dan prinsip-prinsip akuntansi. Teori ini dapat dikembangkan dari pengamatan bagaimana akuntan bertindak dalam situasi tertentu serta diuji dengan mengamati apakah pada kenyataannya akuntan melakukan apa yang dianjurkan oleh teori tersebut.
    Beberapa kritik terhadap pendekatan pragmatik deskriptif:
    1. tidak ada penilaian logis terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan akuntan.
    2. metode tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan perubahan, karena pendekatannya tidak berujung pangkal.
    3. dengan memusatkan pada pragmatik, perhatian cenderung dipusatkan pada perilaku-perilaku akuntan, bukan pada pengukuran atribut-atribut perusahaan seperti aktiva, hutang, pendapatan dll.
  2. Pendekatan pragmatik psikologis
    Pendekatan pragmatik psikologis merupakan pendekatan dalam membentuk suatu teori akuntansi yang didasarkan pada pengamatan atas reaksi para pengguna output yang dihasilkan oleh akuntan. Kelemahan pendekatan ini yaitu beberapa pengguna output akuntan mungkin bereaksi secara tidak logis, sedang yang lain mungkin memilik respon khusus yang sudah mereka lakukan sebelum laporan tersebut diterbitkan. Yang lainnya lagi mungkin tidak bereaksi walau mereka seharusnya bereaksi.
Teori Sintaktik
Teori sintaktik berusaha menjelaskan praktik akuntansi dan memprediksi bagaimana akuntan akan bereaksi pada situasi tertentu atau bagaimana mereka melaporkan peristiwa tertentu. Teori akuntansi sintaktik adalah teori yang berorientasi untuk membahas masalah-masalah tentang bagaimana kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah dirumuskan secara semantik dalam elemen-elemen keuangan dapat diwujudkan dalam bentuk laporan keuangan. Teori sintaktik meliputi pula hubungan antara unsur-unsur yang memebentuk struktur pelaporan keuangan atau struktur akuntansi dalam suatu negara yaitu manajemen, entitas pelapor, pemakai informasi, sistem akuntansi,dan pedoman penyusunan laporan.

Teori Semantik
Teori semantik berkaitan dengan penjelasan mengenai fenomena (obyek atau peristiwa) dan istilah atau simbol yang mewakilinya. Teori akuntansi semantik menekankan pembahasan pada masalah penyimbolan dunia nyata atau realitas (kegiatan perusahaan) ke dalam tanda-tanda bahasa akuntansi (elemen statement akuntansi) sehingga orang dapat membayangkan kegiatan fisik perusahaan tanpa harus secara langsung menyaksikan kegiatan tersebut. Teori ini berusaha untuk menemukan dan merumuskan makna-makna penting pelaporan keuangan sehingga teori ini banyak membahas pendefinisian makna elemen (objek), pengidentifikasian atribut, dan penentuan jumlah rupiah (pengukuran) elemen sebagai sebuah atribut.

 

Friday, May 15, 2015

TEORI PENGUKURAN (MEASUREMENT THEORY)


Definisi
Menurut Campbell : "Penentuan angka-angka yang menggambarkan  sifat-sifat  sistem material dan bilangan-bilangan didasarkan  pada hukum yang mengatur  tentang sifat-sifat"
Menurut Stevens : "Penentuan angka-angka yang ada kaitannya dengan objek-objek ataupun peristiwa-peristiwa sesuai dengan  peraturan"
Skala dalam pengukuran
Setiap pengukuran dilakukan diatas skala. Skala diciptakan saat aturan semantik digunakan untuk menghubungkan antara pernyataan matematik dengan objek/peristiwa. Menurut Steven skala dibagi menjadi :
  1. Nominal
    Dalam skala nominal, angka hanya digunakan sebagai sebuah label. Contohnya yang diberikan oleh Stevens adalah penomoran pemain sepak bola.
    Dalam akuntansi, contoh yang paling mendekati skala nominal adalah klasifikasi aset dan kewajiban kedalam kelas-kelas yang berbeda.
  2. Ordinal
    Skala ordinal diciptakan ketika sebuah operasi memeringkatkan objek-objek berkaitan dengan sifat yang diberikan. Contoh , seorang investor memiliki tiga peluang untuk melakukan investasi dengan jumlah uang tertentu. Mereka diperingkatkan 1, 2, 3 menurut NPV (Net Present Value) dengan peringkat 1 sebagai yang tertinggi dan terendah 3. Operasi itu (penghitungan NPV) menciptakan skala ordinal, himpunan angka tersebut mengacu pada alternatif investasi.
    Kelemahan skala ordinal
    1. interval antara angka-angka (1 sampai 2, 2 sampai 3 dan 1 sampai 3) tidak menceritakan hal-hal tentang perbedaan dalam kuantitas sifat yang mereka wakili. Contoh, dalam hal (NPV), opsi 2 mungkin sangat dekat dengan opsi 1, dan opsi 3 mungkin jauh kurang dari opsi 2.
    2. angka tidak menunjukkan "berapa banyak/jumlah" atribut yang dimiliki objek.
    Torgerson berpendapat bahwa beberapa skala ordinal memiliki "natural origin", yaitu titik nol. Hal ini diterapkan pada peringkat alternatif investasi, titik nol dapat menjadi titik netral yang terletak diantara sisi positif dan negatif, sisi positifnya adalah alternatif yang menghasilkan keuntungan, dan sisi negatif adalah alternatif yang menghasilkan rugi.
  3. Interval
    Skala interval tidak hanya memberi peringkat kepada objeknya, tetapi juga jarak antara interval skala yang diketahui dan sama. Contohnya adalah pengukuran suhu ruangan dengan menggunakan thermometer celcius. Jika kita mengukur suhu dua buah ruangan, misal ruangan A dan B, dimana suhu ruangan A 22 derajat celcius dan ruangan B 30 derajat celcius, maka selain kita dapat mengatakan bahwa suhu di ruangan B lebih panas, kita juga mengetahui bahwa ruangan B lebih panas 8 derajat daripada ruangan A.
    Kelemahan dari skala interval adalah titik nol sewenang-wenang ditetapkan .
    Sebagai contoh, misalkan kita mengukur tinggi dari kelompok laki-laki pada skala interval dan menetapkan nomor ke masing-masing sesuai dengan tinggi badannya dibandingkan dengan rata-rata kelompok. Angka rata-rata mewaklili angka nol pada skala. Jika A 3cm di atas rata-rata, kemudian kita memberi dia nomor 3+. Dan jika B 5cm di bawah rata-rata, kita akan memberi dia nomor -5. Dalam skala ini, kita tidak tahu berapa tinggi A atau B. B mungkin paling pendek di kelompok, tetapi mungkin grup tersebut terdiri dari pemain-pemain basket yang tinggi.
    contoh skala interval dalam akuntansi menurut Mattessich adalah penggunaan standar biaya. standar bisa berdasar kapasitas teoritis, rata-rata, praktis atau normal. Penghitungan standar dan varians dapat menciptakan skala interval. jika varian nol maka ini menunjukkan netralitas, meskipun titik netral ini dipilih secara seenaknya.
  4. Rasio
    Skala rasio adalah skala yang :
    1. Memberikan peringkat kepada objek atau kejadian
    2. Interval antar objek diketahui dan sama
    3. Asal yang unik, titik nol yang alami, dimana jaraknya terhadap paling tidak satu objek lainnya diketahui.
    Contoh skala rasio dalam akuntansi adalah penggunaan dolar untuk mewakili biaya dan nilai. Jika aset A biayanya $ 10.000 dan aset B biaya $ 20.000, kita dapat menyatakan bahwa biaya B dua kali lipat A. titik 0 ada, karena menunjukkan tidak adanya biaya atau nilai, seperti 0 untuk panjang berarti tidak ada panjang sama sekali.

Monday, May 11, 2015

Audit Internal - UTS


Pendahuluan
Sejarah audit internal
  1. Mesopotamia 4000SM-1000SM
    Sumaria: Pencatatan dan Verifikasi dg huruf paku, matematika basis 60
    Agadea: Pembagian Tugas penghitung dan pencatat
    Babilonia: Kalender Lunar
  2. Cina 2200SM-500SM:
    Pencatatan, Verifikasi, dan Pembagian Tugas
  3. Yunani 1000SM-100SM:
    Pemeriksaan catatan kekayaan pejabat
  4. Arab 500M-1500M:
    Pencatatan dg bukti2 dan 2 orang Saksi
  5. Masa Perdagangan Eropa (Merkantilisme, 1400-1500):
    Benedetto Cotrugli, "Della Marcatia e del Mercate Perfetto" ,Venice1458: Pembukuan Double Entryyang dilaksanakan dalam perdagangan di Eropa masa itu
    Luca Pacioli, "Summa de Arithmetica, Geometria, Proportioni et Proportionalità" ,Venice1494: Tractatus de Computis et Scriptorio (Sistem pembukuan berpasangan)
    Pengembangan sistem Pembukuan Belanda (Continental Bookkeeping) dan sistem Pembukuan Inggris dan Amerika Serikat (Anglo- Saxon Accounting)
  6. Masa Kapitalisme, Kolonialisme dan Imperialisme (1500-1800):
    Dengan sistem pencatatan yang ada menimbulkan gairah menumpuk kekayaan
    Penghancuran sejarah bangsa-bangsa Timur (karena konsep freedom yang dianutnya)
    Penguasaan wilayah2 Timur (Asia-Afrika)
    Pertumbuhan investasi di Amerika, auditor dikirim untuk memeriksa laporan keuangan para manajer pabrik (bir,gula,cerutu,tekstil)
    Audit dengan pendekatan analisa laporan keuangan
  7. Revolusi Industri (1800-1900):
    Audit untuk mendeteksi penipuan dan memantau akurasi keuangan
  8. Tahun 1887 terbentuk AICPA
  9. Federal Trade Commission (1914):
    Untuk mencegah manipulasi saham dan penyimpangan laporan keuangan dan kinerja
    Audit untuk menguji ketaatan perusahaan terhadap perundang-undangan yang berlaku
    Berkembangnya istilah "Laporan Auditor Independen" dan penggunaan metode sampling
  10. Government Accounting Office(GAO, 1921):
    GAO dibentuk denganThe Budget and Accounting Act, mengambil alih tanggung jawab audit, accounting dan penagihan dari Treasury Dept
    GAO dibentuk karena menajemen keuangan negara tidak tertata akibat perang dunia I yang menghasilkan peningkatan hutang
    GAO berwenang menginvestigasi setiap pengeluaran pemerintah
    1968 GAO mengenalkan Comprehensive Audit untuk menilai kehematan, efisiensi, dan efektivitas kinerja pemerintah dalam mencapai tujuan negara
  11. Securities and Exchange Commission (SEC,1934):
    SEC dibentuk guna mengawasi perdagangan saham agar bisa mencegah terjadinya kembali kejatuhan nilai saham (1929) yang menyebabkan bencana ekonomi yang disebut sebagai "great depression"
    Menguatnya hubungan antara fungsi audit dan penegakan hukum
  12. Institute of Internal Audit (IIA, 1941):
    Ekspansi usaha menimbulkan kesulitan mengendalikan dan menjaga efisiensi usaha
    Berkembangnya tugas2 penjadwalan produksi, penyediaan bahan, tenaga kerja, dengan taat pada peraturan perundang-undangan
  13. Financial Accounting Standart Board (FASB,1973):
    Menggantikan Committee on Accounting Procedure (CAP)
    Menerbitkan standar2 akuntansi yang diarahkan bagi perusahaan publik saat itu dalam bentuk Generally Accepted Accounting Principles (GAAP)
    Meningkatkan relevansi , reliabilitas, dan kualitas pembandingan dan konsistensi
  14. Cohen Commission (AICPA,1974):
    Untuk mempelajari tanggungjawab auditor.
    Merekomendasikan dibuatnya Laporan Manajemen yang mengungkapkan kondisi sistem pengendalian internalnya
    Rekomendasi audit atas laporan manajemen
  15. Foreign Corrupt Practices Act (1977):
    Mencegah suap ke pejabat atau partai politik
    Menyaratkan agar organisasi memelihara sistem internal control yang memadai dan catatan keuangan yang lengkap dan akurat
  16. The International Professional Practices Framework (IIA,1978):
    Sebagai Referensi utama penetapan peran dan fungsi internal auditor
  17. Minahan Committee (AICPA,1979):
    Merupakan Special Advisory Committee on Internal Control yang memberikan panduan evaluasi internal control
    Mengisi kekosongan pedoman pengendalian internal
    Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission(COSO) :
  18. 1985 The National Commission on Fraudulent Financial Reporting (Treadway Committee) dibentuk oleh 5 organisasi (AICPA, FEI,IIA, IMA dan AAA). Organisasi tersebut kemudian lebih dikenal dengan COSO.Dilatarbelakangi berkembangnya praktek kecurangan (fraud) pada laporan keuangan
  19. 1987 Total 49 rekomendasi mencegah dan mendeteksi kecurangan. Menyarankan penerapan pengendalian intern yang efektif, mengatur fungsi internal audit, dan pengawasan oleh Komite Audit
  20. 1992 Menerbitkan Internal Control -Integrated Framework (COSO Framework I).
  21. 2004 Menerbitkan Enterprise Risk Management-Integrated Framework (COSO Framework II)

Sunday, May 10, 2015

General Control & Application Control (Audit Sistem Informasi Midterm#2 of 2)


General Control
General Control/ IT General Control(ITGC) adalah kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan aplikasi sistem informasi dan mendukung fungsi dari application control dengan cara membantu menjamin keberlangsungan sistem informasi yang ada.
Tujuannya untuk menjamin pengembangan dan implementasi aplikasi secara tepat, serta menjamin integritas dari program, data files dan operasi komputer.
Bentuk ITGC yang sering digunakan :
  1. IT Organization Structure
  2. Logical access controls over system, applications, and data.
  3. System development life cycle controls.
  4. Program change management controls.
  5. Data center physical security controls.
  6. System and data backup and recovery controls.
  7. Computer operation controls.

Saturday, May 9, 2015

IT Governance (Audit Sistem Informasi Midterm#1 of 2)


Definisi
Proses tata-kelola adalah proses-proses yang ditujukan untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan utama tata-kelola dapat tercapai, terkait dengan pencapaian tujuan organisasi, pengelolaan sumber daya, dan manajemen risiko.
"IT Governance merupakan bagian integral dari tata kelola organisasi yang terdiri dari kepemimpinan dan struktur organisasi serta proses-proses, yang menjamin IT dari organisasi dapat bertahan dan membantu mencapai tujuan dari organisasi" (menurut ITGI)
Wikipedia : Tata kelola teknologi informasi (Bahasa Inggris: IT governance) adalah suatu cabang dari tata kelola perusahaan yang terfokus pada sistem teknologi informasi (TI) serta manajemen kinerja dan risikonya

Komponen IT Governance (COBIT)
  1. Keselarasan strategi, IT selaras dengan kondisi dan jenis bisnis
  2. Pencapaian nilai, IT mendukung organisasi dan memaksimalkan keuntungan
  3. Pengelolaan sumber daya, Sumber daya IT digunakan secara bertanggungjawab
  4. Manajemen risiko, Risiko IT dikelola dengan baik
  5. Pengukuran kinerja, transparansi IT dicapai melalui pengukuran kinerja