Sunday, May 17, 2015

PERSPEKTIF AKUNTANSI


CH 5 ADOPTING AN ACCOUNTING PERSPECTIVE
Pengertian perspektif secara harfiah adalah sudut pandang manusia dalam memilih opini, kepercayaan, dan lain-lain. Dalam akuntansi, perspektif merupakan cara pandang tertentu dalam memahami, mempelajari, dan mempraktikkan akuntansi.
Tujuan utama akuntansi adalah mengukur dan melaporkan kegiatan ekonomi suatu entitas. Namun, akhir-akhir ini tujuan tersebut diperluas pada kegiatan-kegiatan entitas yang mempengaruhi masyarakat dan lingkungan. Pelaporan suatu organisasi dibuat lebih dari sekedar melaporkan transaksi-transaksi ekonomi serta nilai aset dan kewajiban. Hal ini menghasilkan perubahan-perubahan yang signifikan dalam pelaporan suatu entitas, baik sektor publik maupun swasta. Perubahan-perubahan atas fungsi pembuatan laporan menyebabkan munculnya beberapa sudut pandang akuntansi. Hal tersebut disebabkan banyaknya pengguna laporan keuangan, sehingga menghasilkan pertanyaan : Sudut pandang mana yang harus digunakan dalam proses akuntansi?
SAC 2 menyebutkan tiga ketegori pengguna, antara lain:
  1. Penyedia sumber daya (pemegang saham dan pemberi pinjaman)
  2. Penerima barang dan jasa (konsumen)
  3. Pihak pengawas entitas (auditor independen, manajemen, pemerintah)
Banyaknya pengguna laporan keuangan telah menyebabkan banyaknya perspektif dalam pembuatan laporan keuangan.
Perspektif akuntansi yang diadopsi oleh entitas mengharuskan adanya asumsi-asumsi dan prinsip-prinsip mengenai batasan mengenai konsep entitas. Batasan ini dimaknai sebagai aktifitas-aktifitas yang diukur dan dilaporkan oleh suatu entitas. Pada dasarnya, untuk mengukur dan melaporkan sebuah informasi, aktifitas sebuah entitas harus didefinisikan.
Perumusan mengenai batasan sebuah entitas pelaporan telah berkembang luas untuk menyampaikan informasi kepada pihak pemangku kepentingan (stakeholders) dalam jangkauan yang luas. Informasi ini tidak hanya sekedar informasi keuangan tetapi juga informasi kualitatif mengenai dampak aktifitas suatu entitas terhadap masyarakat dan lingkungan. Pendekatan umum dalam perumusan batasan ini disebut dengan triple bottom-line reporting, yaitu pelaporan untuk mengukur kesuksesan sebuah entitas/perusahaan dilihat dari tiga kriteria, antara lain ekonomi, lingkungan, dan sosial. Konsep triple bottom-line dikembangkan oleh John Elkington, yang berargumen bahwa seharusnya sebuah bisnis juga mempertimbangkan kemakmuran ekonomi, kualitas lingkungan, dan keadilan sosial. Konsep ini juga disebut dengan konsep 3P (people, planet, profit). People (orang) berfokus pada pentingnya praktik bisnis suatu perusahaan yang mendukung kepentingan tenaga kerja. Planet (planet) berfokus pada pengelolaan yang baik atas penggunaan energi yang berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Profit (keuntungan) menekankan bahwa keuntungan tidak sekedar perusahaan mendapatkan keuntungan setinggi-tingginya dengan biaya serendah-rendahnya, tetapi lebih pada penciptaan fair trade dan ethical trade.
Perkembangan teori-teori dalam akuntansi menimbulkan banyaknya perspektif dalam pelaksanaan akuntansi sebuah entitas. Berikut adalah teori-teori yang mendukung berkembangnya persepektif akuntansi:


 I. 
Propietary Theory (Teori Pemilik)
Teori pemilik ini muncul sejak abad kedelapan belas saat beberapa penulis mencoba memperkenalkan logika akuntansi berdasarkan pada tujuan sebuah perusahaan, sifat modal, dan pengertian akun dari sudut pandang pemilik usaha. Seluruh konsep-konsep, prosedur-prosedur, dan pedoman-pedoman dalam akuntansi disusun berdasarkan kepentingan pemilik. Sama halnya dengan sebuah perusahaan sebagai sebuah alat yang digunakan pemilik, para pemegang saham, untuk mencapai tujuan mereka yaitu meningkatkan kekayaan
Neraca (Balance Sheet)
    Akun-akun dalam neraca memberikan penegasan terhadap teori pemilik melalui sebuah persamaan:
A – L = P
A = Asset (aset)
L = Liability (kewajiban)
P = proprietorship (kepemilikan) yang mencerminkan kekayaan bersih pemilik bisnis
Charles Sprague menyimpulkan bahwa seluruh tujuan dari kegiatan bisnis adalah untuk meningkatkan kekayaan, yaitu meningkatkan kepemilikan. Aset merupakan hak pemilik dan kewajiban menjadi beban pemilik. Sehingga, tujuan akuntansi adalah menentukan kekayaan bersih pemilik bisnis. Kesimpulan tersebut menyebabkan beberapa akuntan meyakini bahwa nilai saat ini lebih relevan daripada biaya historis.

 
Keuntungan (Profit)
    Prinsip kepemilikan (proprietorship) mencakup pendapatan (income) dan biaya (expense). Pendapatan merupakan kenaikan dalam kepemilikan dan biaya merupakan penurunan dalam kepemilikan. Sehingga, keuntungan merupakan peningkatan kekayaan pemilik yang berasal dari operasi bisnis selama periode tertentu. Jika keuntungan ditunjukkan dengan penjelasan tersebut, maka seluruh aspek yang mempengaruhi perubahan kekayaan pemilik dimasukkan sebagai keuntungan. Pertanyaan yang muncul dalam konsep keuntungan adalah apakah seluruh peningkatan nilai tetap dicatat walaupun tidak ada transaksi eksternal yang terjadi? Saat Teori Pemilik diterapkan, maka peningkatan tersebut harus dicatat. Contohnya adalah saat aset disimpan untuk jangka waktu yang lama, maka akan ada kenaikan nilainya walaupun belum terealisasi (dijual). Argumentasinya adalah kenaikan kekayaan bersih pemilik harus diperhitungkan, walaupun kenaikan ini masih belum pasti sampai aset tersebut dijual kepada pihak lain.
Efek terhadap Praktik (Effect on Practice)
Praktik akuntansi saat ini didasarkan pada Teori Pemilik. Contohnya adalah dividen dipertimbangkan sebagai distribusi keuntungan daripada biaya karena merupakan pembayaran kepada pemilik. Sebaliknya, bunga utang dan pajak penghasilan dipertimbangkan sebagai biaya karena keduanya mengurangi kekayaan pemilik. Dalam laporan keuangan konsolidasi, metode perusahaan induk didasarkan pada teori pemilik. Perusahaan induk dilihat sebagai pemilik anak perusahaan, sehingga dengan pendekatan kepemilikan, tindakan logis apabila mempertimbangkan penurunan nilai utang anak perusahaan sebagai keuntungan perusahaan induk.
Konsep Modal Keuangan (Financial Capital Concept)
    Teori pemilik melihat tidak adanya perbedaan antara aset pemilik dengan aset entitas. Oleh karena itu, seluruh keuntungan entitas dapat didistribusikan kepada pemilik perusahaan. Jika entitas membutuhkan tambahan sumber daya, dana yang diperlukan disediakan oleh pemilik. Sudut pandang teori pemilik memelihara nilai keuangan dari modal entitas dengan memperhatikan perubahan akun-akun modal. Dari sudut pandang ini, modal merepresentasikan kas yang diinvestasikan oleh pemilik ditambah keuntungan yang diinvestasikan kembali pada bisnis. Kebanyakan orang mengadopsi sudut pandang modal keuangan dan ini merupakan posisi yang diambil dalam praktik akuntansi tradisional.
    Untuk beberapa orang yang mempercayai pemeliharaan modal keuangan, modal berhubungan dengan kemampuan untuk menginvestasikan sejumlah uang pada akhir periode pelaporan dalam jumlah yang sama dengan yang diinvestasikan pada awal periode pelaporan. Keuntungan merupakan kas yang diterima perusahaan melebihi kas yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan.
Secara ringkas, sudut pandang kepemilikan memelihara nilai keuangan modal entitas dengan memperhatikan perubahan akun.
Pembatasan-pembatasan (Limitations)
Sudut pandang teori pemilik dikembangkan saat bisnis masih sederhana, kebanyakan masih berbentuk perusahaan perorangan dan persekutuan komanditer (partnership). Tetapi, dalam perkembangan lebih lanjut terbukti bahwa teori ini tidak memadai sebagai basis untuk menjelaskan akuntansi perusahaan. Secara hukum, perusahaan merupakan entitas yang berbeda dari pemilik, baik hak maupun kewajibannya. Perusahaanlah yang menguasai aset dan terbebani utang-utang, bukannya pemilik/pemegang saham.
    Namun, perusahaan-perusahaan besar secara tidak langsung sering dihubungkan dengan satu atau beberapa individu kunci atau organisasi pengendali. Sebagai contoh, adalah penguasaan mayoritas saham Telstra oleh Pemerintah Australia dan aktifitas-aktifitas korporasi dari keluarga Murdoch dan Parker. Untuk kasus-kasus tertentu, teori kepemilikan/sudut pandang pemilik tidak bisa secara langsung dianggap tidak relevan.

 II. 
Entity Theory
Teori Entitas diformulasikan sebagai respon dari Teori Pemilik yang berkonsentrasi pada status yang terpisah dari suatu perusahaan. Teori ini dimulai dengan fakta bahwa perusahaan itu entitas terpisah dan perusahaan memiliki identitas sendiri. Teori ini lebih dari "accounting entity assumption" yang memandang secara terpisah bisnis dan urusan pribadi.
Martin menguraikan dua asumsi yang berhubungan mewujudkan ide dari entitas akuntansi:
  1. Pemisahan, untuk kepentingan akuntansi, perusahaan dipisahkan dari pemiliknya.
  2. Sudut pandang, prosedur akuntansi dilakukan dari sudut pandang entitas.
Meskipun teori entitas sangat sesuai untuk akuntansi dari korporasi, pendukungnya percaya bahwa teori ini dapat digunakan untuk proprietorship, partnership, dan bahkan organisasi non-profit, asalkan:
  • Akun dan transaksinya diklasifikasikan dan dianalisa dari sudut pandang entitas sebagai unit operasi.
  • Prinsip akuntansi dan prosedurnya diformulasikan sebagai single interest seperti pada proprietorship.
Pandangan Teori Entitas
Pandangan lama mengatakan bahwa bisnis perusahaan beroperasi untuk keuntungan dari pemegang saham, menyediakan dana untuk entitas. Oleh karena itu entitas harus melaporkan kepada pemegang saham tentang status dan konsekuensi dari investasi mereka.
Sedangkan pandangan yang baru tentang teori entitas ini menginterpretasikan entitas sebagai bisnis itu sendiri dan tertarik pada kelangsungan hidupnya. Karena ini lebih konsen pada kelangsungan hidup, entitas bisnis melaporkan kepada pemegang saham dalam rangka memenuhi ketentuan hukum dan untuk menjaga hubungan baik dengan hal mereka dalam memerlukan dana di masa depan.
Neraca
Kekayaan bersih tidak begitu berarti dalam konsep ini, karena entitas merupakan pusat perhatian. Pemilik dan kreditor pemilik dan kreditur dipandang sebagai pemegang ekuitas, yaitu penyedia dana. Persamaan akuntansinya adalah :
Aset = Ekuitas

 
Laba
untuk teori entitas, penekanan ada pada penentuan keuntungan dan karena itu laporan laba rugi adalah lebih relevan daripada neraca. Laba ditekankan untuk dua alasan:
  • Pemegang saham tertarik pada laba, karena jumlah ini menunjukan hasil dari investasi pada suatu periode.
  • Alasan kenapa perusahaan tetap ada adalah untuk menciptakan laba. Ini penting bagi kelangsungan perusahaan.
Laba adalah sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan. Sesungguhnya laba pada teori entitas harus di definisikan dari perubahan dari asset bersih dari perusahaan dari pada "modal". penekanannya adalah pada pendapatan dan biaya: keuntungan hanyalah perbedaan.
Konsep Modal Fisik (Physical Capital Concept)
Konsep modal fisik berkaitan dengan teori entitas dimana entitas harus dapat mempertahankan kapasitas operasi fisik perusahaan dalam menghasilkan barang dan/atau jasa. Entitas perlu memiliki kemampuan untuk mencapai level fisik yang sama dari produksi pada akhir periode seperti pada awalnya.
Pada konsep ini, pemeliharaan modal meliputi memelihara kapasitas operasi perusahaan untuk menggantikan asset yang dimiliki perusahaan pada awal periode. Laba dihasilkan setelah kemampuan perusahaan untuk menggantikan asset awal yang dipertahankan.
Kerangka IASB/AASB mendefinisikan pemeliharaan modal sebagai kapasitas produksi fisik (kemampuan operasi), yang mana konsisten dengan konsep modal fisik.
Konsep Modal Keuangan dibanding Konsep Modal Fisik
Perbedaan mendasar dari Teori Entitas dan Teori Pemilik adalah pada laba, perubahannya pada nilai moneter dari aset dan kewajiban termauk pada penentuan profit pada kepemilikan model, tapi tidak termasuk pada model entitas.
Pendukung dari Teori Pemilik ( financial capital ), yang juga percaya bahwa biaya akuntansi, menegaskan bahwa perubahan dari nilai aset dan kewajiban merupakan holding gains and losses.
Sedangkan pada teori entitas, mereka berpendapat bahwa kenaikan dari harga suatu barang yang pada perusahaan yang masih terus berlanjut bisnisnya bukan merupakan elemen dari laba, tapi merupakan 'capital maintenance adjustment' yang ditempatkan pada ekuitas. Jumlah ini biasanya menggantikan asset.
Ilustrasi :
Suatu perusahaan mulai beroperasi pada tanggal 1 Januari 2012 dengan Kas yang ada sejumlah $1000 dan mereka melakukan pembelian 100 unit dengan harga setiap unitnya $10. Pada tanggal 31 Januari 2012 mereka melakukan penjualan dengan harga $18 per unitnya. Pada tanggal ini current cost mengalami kenaikan menjadi $12 per unit.
Financial Capital View
Physical Capital View
Sales revenue (100 x $ 18 )
$ 1.800
$ 1.800
Cost of sales ( 100 x $ 12 )
$ 1.200
$ 1.200
Current Operating Profit
$ 600
$ 600
Holding Gain ( 100 x $ 2 )
$ 200
Profit
$ 800
$ 600
Paid as dividends
$ 800
$ 600

III. 
Fund Theory

Fund theori diusulkan oleh William Vatter karena dia menganggap teori pemilik dan entitas tidak relevan karena mengambil pandangan pribadi orang sehingga bisa menjadi bias. Teori Dana berupaya meninggalkan hubungan pribadi yang dianjurkan oleh Teori Pemilik dan personalisasi entitas yang dianjurkan Teori Entitas.
Konsep teori ini menganggap bahwa entitas merupakan sebuah unit dana, di mana kewajiban tertentu ditetapkan sebagai batasan-batasan terhadap pengguna aset. Menurut konsep teori ini, persamaan akuntansi adalah sebagai berikut:
Aktiva = Pembatasan

 

Konsep teori ini berorientasi pada laporan sumber dana dan penggunaan dana, yaitu laporan yang menggambarkan dari mana saja sumber dana diperoleh dan untuk apa saja dana dikeluarkan.
Dalam Teori Dana, neraca dianggap sebagai 'inventory statement' dari aset dan batasan-batasan yang berlaku untuk aset. Penyusunan informasi dan metode penilaian akan bervariasi tergantung pada tujuan digunakannya neraca. Sebagai contoh, sebuah neraca untuk tujuan kredit akan berbeda dari  yang disajikan kepada pemegang saham.    
Pendapatan merupakan kenaikan aset pada dana yang benar-benar bebas dari pembatasan ekuitas selain pembatasan akhir yang dikenakan oleh ekuitas residual.
Beban adalah pemberian layanan untuk tujuan tertentu yang ditentukan dalam tujuan dana. Definisi ini mencakup konsep 'biaya yang menghasilkan pendapatan', dalam pengertian yang lebih luas juga berlaku bagi organisasi nirlaba juga.
Arus Kas
Beberapa studi empiris menunjukkan bahwa:
  • Arus kas kurang berkorelasi dengan laba yang dilaporkan daripada dana dari operasi
  • Arus kas lebih baik dalam memprediksikan arus kas yang sebenarnya daripada yang melaporkan laba atau dana dari operasi
Sebagai bukti empiris tersebut menunjukkan bahwa meskipun merupakan argumen Vatter benar, konsep dana yang paling tepat adalah konsep kas.
Prinsip utama yang ditetapkan untuk penyusunan laporan arus kas adalah sebagai berikut:
  • Aktifitas Operasi (Operating Activities)
    Arus kas (masuk/keluar) yang berasal dari kegiatan utama perusahaan (yang biasa disebut operasional perusahaan), yang tercermin dari Laporan Laba/Rugi perusahaan.
  • Aktifitas Investasi (Investing Activities)
    Arus kas (masuk/keluar) yang berasal dari aktivitas-aktivitas investasi. Kegiatan yang digolongkan ke dalam kelompok ini adalah semua kegiatan kas yang terkait dengan aktifitas pembelian/penjualan aset perusahaan
  • Aktifitas Pendanaan (Financing Activities)
    Arus kas yang berasal dari transaksi utang (kewajiban) perusahaan, baik yang berupa penambahan maupun pelunasan utang. Arus kas yang berasal dari penerbitan saham atau instrument sekuritas lainnya pun dimasukkan ke dalam kelompok ini.

IV. Commander Theory
Goldbert berpendapat bahwa baik Teori Pemilik dan Teori Entitas yang didasarkan pada kepemilikan, merupakan konsep yang sulit untuk didefinisikan dan dianalisis. Dalam konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dari penyajian informasi akuntansi bukan pada pemilik maupun entitas, melainkan pada pihak-pihak yang memiliki kekuasaan atau wewenang untuk melakukan pengendalian ekonomi secara efektif atas sumber daya perusahaan. Penekanan informasi menurut konsep teori ini adalah terletak pada pertanggungjawaban atau stewardship, dengan kata lain bagaimana pihak-pihak yang telah diberikan kepercayaan (commander) mengelola sumber daya perusahaan yang dipercayakan tersebut.
Pada dasarnya pemilik tunggal perusahaan adalah commander, sedangkan dalam sebuah perusahaan besar, pemegang saham adalah bagian pemilik perusahaan, tapi dia tidak menguasai sumber daya perusahaan. Komando atas sumber daya perusahaan hirarkinya ada di tangan komandan, yang disebut 'commander' oleh Goldberg.
Neraca lebih ke pernyataan pertanggungjawaban daripada kepemilikan (pernyataan akuntabilitas). Neraca merupakan laporan yang menunjukan sumber daya yang dipercayakan kepada commander dibawah kendalinya, tetapi ia tidak memilikinya. Sedangkan, laporan laba rugi adalah penjelasan dari hasil kegiatan-kegiatan dalam periode tertentu oleh Commander dan timnya, sesuai dengan sudut pandang mereka.

 

V. Investor Theory
Berdasarkan tujuan akuntansi yaitu memberikan informasi kepada pemasok modal, Staubus berpendapat bahwa fungsi akuntansi dan laporan keuangan harus mengambil sudut pandang investor. Investor adalah pemegang saham dan kreditur. Persamaan akuntansi dalam teori ini adalah:
                                       Aset = Ekuitas spesifik + Ekuitas residual
Ekuitas spesifik adalah kewajiban dan saham preferen. Dalam kebanyakan kasus, untuk  perusahaan, ekuitas residual setara dengan ekuitas saham biasa. Hanya dalam hal ekuitas saham biasa dihapuskan ekuitas saham preferen akan menjadi ekuitas residual. Persamaan akuntansi ini mengungkapkan ketergantungan ekuitas residual pada nilai-nilai aset dan ekuitas spesifik.
    Investor menginginkan informasi untuk memprediksi penerimaan kas masa depan sebagai hasil dari hubungan mereka dengan perusahaan tertentu. Staubus menyatakan bahwa penerimaan kas masa depan investor bergantung pada:
  1. Kapasitas moneter perusahaan mengucurkan uang tunai. Ini berkaitan dengan kepemilikan perusahaan akan uang tunai pada saat invesors berharap untuk dibayar. Laporan keuangan dapat memberikan dasar untuk memprediksi jumlah kas masa depan
  2. Kesediaan manajemen untuk membayar investor. Informasi tentang hal ini dapat diperoleh secara tidak langsung dengan pengetahuan mengenai kebutuhan kas perusahaan untuk penggantian maupun ekspansi, persyaratan utang, dll. Laporan keuangan membantu investor memastikan kesediaan perusahaan untuk mengucurkan uang tunai kepada mereka.
  3. Prioritas hukum atas klaim investor. Informasi pada faktor ketiga dapat diperoleh oleh investor di luar laporan keuangan.
    Teori Investor menekankan kebutuhan pengguna eksternal, khususnya, pemegang saham. Meskipun teori kepemilikan juga termasuk pemegang saham, mereka dipandang sebagai pemilik yang memiliki kekuatan lebih dari yang benar untuk perusahaan. Teori Staubus melihat pemegang saham sebagai investor dengan sedikit kekuasaan untuk menentukan apa yang terjadi di perusahaan, dan oleh karena itu, harus bergantung pada laporan keuangan. Karena fokus terhadap investor, kebutuhan akan informasi arus kas menjadi tepat.

 

VI. Enterprise Theory (Teori perusahaan)
Teori ini memandang perusahaan sebagai lembaga sosial dimana keputusan yang dibuat mempengaruhi beberapa pihak yang berkepentingan. Pihak tersebut adalah pemegang saham, karyawan, kreditor, pelanggan, berbagai lembaga pemerintah, dan masyarakat. Konsep perusahaan lebih luas daripada entitas, karena melihat perusahaan memiliki peran dalam masyarakat, sedangkan teori entitas memandang perusahaan sebagai sebuah badan yang berusaha untuk memperoleh keuntungan. Suojanen berpendapat bahwa manajemen saat ini tidak menganggap dirinya hanya sebagai wakil dari pemegang saham, tetapi sebagai pelindung perusahaan, bertanggung jawab untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan. Dengan demikian, manajer melakukan fungsi meditatif diantara berbagai pihak yang berkepentingan.
Keuntungan Nilai Tambah
Sebagai lembaga sosial, perusahaan besar harus dievaluasi dari segi tanggung jawabnya, seperti yang disebutkan sebelumnya, yang berhubungan dengan output, karena ini adalah kontribusinya kepada masyarakat. Suojanen percaya bahwa pendekatan nilai-tambah terhadap penghasilan adalah yang terbaik mengungkapkan kontribusi ini. Idenya adalah menentukan nilai yang diciptakan oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. Suojanen mengusulkan pernyataan tambahan untuk mengungkapkan nilai-tambah penghasilan dan sumber atau distribusi antara para peserta dari perusahaan yaitu berupa laporan nilai tambah.
Pernyataan nilai-tambah menunjukkan aliran barang yang dijual, kontribusi perusahaan kepada masyarakat, diimbangi dengan aliran pendapatan dalam arah yang berlawanan ke berbagai penerima. Nilai penjualan perusahaan adalah pendapatan ke sejumlah pihak di masyarakat.
Implikasi
    Teori Perusahaan adalah pelopor dari konsep akuntansi sosial, dimana laporan laba rugi sosial adalah turunannya. Sudut pandangnya adalah dari kelompok peserta yang memperoleh pendapatan melalui usaha gabungan mereka di perusahaan. Sudut pandang ini berfokus pada kebutuhan bagi mereka peserta untuk bekerja sama jika perusahaan ingin bertahan dan terus menciptakan penghasilan bagi mereka. Meskipun Teori Perusahaan bertentangan dengan pandangan tradisional bahwa pendapatan bisnis untuk pemilik, ini mungkin teori dimana waktu yang akan menjawabnya.
Konsep Nilai Deprival
Dalam konsep nilai deprival, aset dinilai dari jumlah yang mewakili kerugian yang mungkin terjadi yang harus dikeluarkan oleh suatu entitas jika entitas kehilangan potensi jasa atau manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut pada tanggal pelaporan.
Sehingga nilai entitas dalam banyak kasus akan diukur oleh biaya penggantian jasa atau manfaat saat ini yang diwujudkan dalam bentuk aset, mengingat bahwa nilai deprival biasanya akan mewakili biaya dihindari sebagai akibat dari pengendalian aset dan biaya penggantian merupakan jumlah kas yang dibutuhkan untuk memperoleh aset setara atau identik.
Dalam kasus di mana dinyatakan bahwa aset tidak dapat diganti, aset harus dinilai pada nilai bersih sekarang (net present value) dari arus kas yang diharapkan dari penggunaan terus menerus dan pembuangan selanjutnya dari aset.

No comments:

Post a Comment