Tuesday, August 18, 2015

Sistem Pengendelian Manajamen - UAS

CH 9 SISTEM KOMPENSASI INSENTIF
Sistem kompensasi adalah elemen utama ketiga dalam sistem pengendalian hasil keuangan.
Tujuan Insentif
Insentif atau reward berbasis kinerja memberi 3 manfaat pengendalian manajemen
  1. Informational > memberi informasi kepada pegawai kinerja apa yang penting yang dinilai dari mereka, misal kualitas pelayanan, pertumbuhan, manajemen aset dll (effort directing purposes)
  2. Motivational > memberi motivasi kepada pegawai untuk melakukan extra effort atas kerjanya(effort inducing purpose)
  3. Personnel related > agar rekrutmen pegawai dapat menarik bagi pegawai dengan karakteristik tertentu, misal dengan kompensasi gaji yang kecil namun insentif kinerja besar maka akan ada pegawai yang berani mengambil risiko untuk meningkatkan performa perusahaan
Insentif Moneter
  1. Kenaikan gaji, bisa bertujuan untuk penyesuaian biaya hidup pegawai dan kenaikan yang merit based (ada peningkatan kinerja/pegawai mendapat skill yang berguna bagi perusahan).
  2. Rencana insentif jangka pendek (short term incentive plan) > didasari pada kinerja selama setahun sebelumnya/kurang dari setahun
  3. Rencana insentif jangka panjang (long-term) > diukur berdasar pada kinerja selama jangka panjang/lebih dari setahun. Tujuan utamanya untuk memberi penghargaan pada pegawaiu atas perannya dalam memaksimalkan nilai perusahaan dalam jangka panjang, selain untuk memotivasi pegawai agar bekerja keras, juga untuk mempertahankan pegawai yang berprestasi, biasanya terbatas pada top manajemen. Seringkali pengukuran insentif ini berdasar EPS atau ROE selama periode 3-6 tahun. Bentuk insentif jangka panjang biasanya berbasis ekuitas, seperti:
    1. Stock option plan > memberi hak untuk membeli saham dengan harga tertentu
    2. Restricted stock plans > insentif berupa saham, namun pegawai yang meenrima tidak boleh menjual saham tsb selama beebrapa periode tertentu
    3. Performance stock plans > insentif berupa saham, namun jumlah saham yang boleh dia simpan akan ditentukan oleh kinerjanya selama periode kedepan
    4. Stock appreciation plans > SAR(Stock Appreciation Rights)

CISA Practices - Soal Latihan CISA

CISA Practice Exam Questions


1. Which type of sampling is best when dealing with population characteristics such as dollar amounts and weights?
A. Attribute sampling
B. Variable sampling
C. Stop-and-go sampling
D. Discovery sampling


2. Which of the following sampling techniques is generally applied to compliance testing?
A. Attribute sampling
B. Variable sampling
C. Stop-and-go sampling
D. Discovery sampling


3. To guarantee the confidentiality of client information, an auditor should do which of the following when reviewing such information?
A. Contact the CEO or CFO and request what sensitive information
can and cannot be disclosed to authorities
B. Assume full responsibility for the audit archive and stored data
C. Leave all sensitive information at the owners’ facility
D. Not back up any of his or her work papers


4. Which of the following best describes materiality?
A. An audit technique used to evaluate the need to perform an auditB. The principle that individuals, organizations, and the community are responsible for their actions and might be required to explain them
C. The auditor’s independence and freedom from conflict of interest
D. An auditing concept that examines the importance of an item of information in regard to the impact or effect on the entity being audited


5. Which of the following sampling technique is best to use to prevent excessive sampling?
A. Attribute sampling
B. Variable sampling
C. Stop-and-go sampling
D. Discovery sampling


6. Which of the following descriptions best defines auditor independence?
A. The auditor has high regard for the company and holds several hundred shares of the company’s stock
B. The auditor has a history of independence and even though the auditor has a niece that is employed by the company, he has stated that this is not a concern
C. The auditor has previously given advice to the organization’s design staff while employed as the auditor
D. The auditor is objective, not associated with the organization, and free of any connections to the client


7. Which of the following meets the description “the primary objective is to leverage the internal audit function by placing responsibility of control and monitoring onto the functional areas”?
A. Integrated auditing
B. Control self-assessment
C. Automated work papers
D. Continuous auditing

Monday, August 17, 2015

Audit Sistem Informasi UAS



TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER (TABK)
Kegunaan TABK
  1. Untuk mengakses data dalam bentuk yang hanya dapat dibaca oleh mesin.
  2. Untuk meringkas, mengelompokkan dan memanipulasi (mengolah) data.
  3. Untuk menelaah data guna mencari pengecualian-pengecualian yang terjadi.
  4. Untuk menguji hasil perkalian dan penjumlahan.
  5. Untuk melaksanakan sampling statistik dari populasi yang ada.
  6. Untuk memilih dan mecetak konfirmasi.
  7. Untuk membandingkan data yang disimpan dalam file yang berbeda guna melihat kebenaran dan konsistensinya.
  8. Untuk melaksanakan prosedur-prosedur penelaahan analitis (analytical review) seperti mengidentifikasikan unsur atau fluktuasi yang tidak biasa.
  9. Untuk menguji perincian mengenai transaksi dan saldo, baik secara sensus (seluruh populasi) maupun secara sampel.
  10. Untuk melakukan pengujian pengendalian, baik pengendalian umum maupun pengendalian aplikasi.
  11. Untuk mengakses file, yaitu membaca file yang mempunyairecord dan format yang berbeda.
  12. Untuk mengorganisasikan file, misalnya dalam melakukan pemilahan (sortir) dan penggabungan beberapa file.
  13. Untuk membuat laporan, melakukan pengeditan dan membuat format keluaran.
  14. Untuk membuat persamaan dengan oprasi lojik seperti “and, or, = < > if”  dlsb.
Kegunaan menurut Davis, Duke dan Nance
  1. Pencarian/Scannning file > mencari kata/frase
  2. Program kompilasi > membuat versi audit dr prog induk
  3. Perbandingan file > mendeteksi perbedaan antar file
  4. Penyuntingan file > membuat/mengubah record dalam file
  5. Pencetakan
  6. Analisis statistik > evaluasi sample record dalam file, menghitung dan melakukan operasi statistik
  7. Operasi matematis > menjumlah kolom2. Kesamping, cross footing dsb
  8. Pemilahan record > memilah record berdasar kriteria audit
  9. Pemilahan file > memilah catatan2 untuk pelaksanaan audit

Thursday, August 13, 2015

Accounting Regulation and Specific Issues

Ch 14 Aset, Liabilitas dan Ekuitas Pemilik
Aset
Aset adalah manfaat ekonomis masa depan yang dikendalikan entitas dari hasil transaksi atau kejadian masa lalu
Karakteristik aset
  1. Manfaat ekonomis masa depan
    1. Melekat pada aset
    2. Potensi berkontribusi pada entitas, langsung maupun tidak
    3. Aliran kas atau kas ekuivalen untuk entitas
  2. Dikendalikan/dikuasai entitas
    1. Tidak harus dimiliki secara legal (contoh lease)
    2. Kepemilikan tidak berarti pengendalian/penguasaan
    3. Bukan konsep legal, tapi pada substansi ekonomis
  3. Hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu
    1. Tidak termasuk aset yang direncanakan
    2. Executory contract(kontrak yang baru ditandatangani belum ada pengerjaan) tidak termasuk dalam pengertian “kejadian”
Peneliti berargumen kriteria exchangebility/dapat dipertukarkan menjadi kriteria. Dapat dipertukarkan maksudnya barang tersebut dapat dipisahkan dari entitas dan nilai pelepasannya terpisah dari nilai entitas.
Bantahan> ada goodwill, informasi goodwill berguna bagi investor, seharusnya exchangibility bukan menjadi kriteria namun cukup sebagai pendukung mengenai keberadaan aset.
Kriteria Pengakuan
  1. Probable, manfaat ekonomisnya di masa depan sangat mungkin didapat
  2. Nilainya dapat diukur secara andal


Liabilitas
Liabilitas adalah kewajiban masa kini entitas, penyelesaiannya diekspektasikan berupa arus keluar dari sumberdaya entitas yang memiliki manfaat ekonomis yang berasal dari transaksi atau kejadian masa lalu
Liabilitas tidak harus ada legal enforcability(dapat dituntut secara hukum), bisa juga dalam bentuk constructive obligations (misalnya garansi) ataupun equitable obligation atau social obligation (misalnya membersihkan lahan yang terpolusi)
Kriteria Pengakuan
  1. Bergantung pada hukum
  2. Penentuan substansi ekonomis dari kejadian
  3. Penggunaan prinsip konservatisme
  4. Kemampuan untuk mengukur nilai liabilitas
Deffered credit >?
Provision & contingencies>?
Pension>?

Behavioral Acccounting Research & Standard Setting

Ch 11 Behavioral Accounting Research
BAR adalah studi tentang perilaku akuntan dan non-akuntan ketika dipengaruhi oleh fungsi-fungsi dan laporan-laporan akuntansi
BAR  membahas mengenai informasi yang terkandung dalam laporan keuangan bagi pengguna eksternal. Jenis teori utama mengenai ini adalah Human Judgment Theory/Human Information Processing.
Tujuan penelitian dalam model ini : menjelaskan dan memprediksi perilaku pada tingkatan individu/kelompok.
Human Judgement Theory
Tujuan penelitian HJT untuk menjelaskan cara orang-orang menggunakan  dan memproses informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan. Proses pembuatan keputusan ini disebut “model”
Ada 3 model utama dalam HJT :
  1. Brunswick lens model
Brunswik lens model digunakan sebagai kerangka analitik dan basis dari banyak penelitian mengenai pertimbangan/judgement yang berhubungan dengan prediksi(contohnya kebankrutan) dan/atau evaluasi (contohnya pengendalian internal). Peneliti menggunakan lens model untuk meneliti hubungan antara berbagai informasi dan keputusan atau prediksi, dengan melihat kesamaan dalam respon atas informasi tersebut.
Hasil penelitian brunswik model:
    1. pola penggunaan informasi di berbagai permaslaahan
    2. pertimbangan pembuat keputusan yang secara implisit pada berbagai informasi
    3. akurasi dari pembuat keputusan dibanidng dengan tingkatan keahliannya dalam prediksi dan evaluasi atas berbagai masalah
    4. keadaaan dimana sistem dan/atau model perilaku manusia lebih baik daripada manusia beneran
    5. konsistensi dari keputusan manusia dari waktu ke waktu


2. Process tracing model
Metode ini berusaha menjelaskan bagaimana keputusan dibuat. Penelitian ini dilakukan dengan cara meminta pembuat keputusan untuk menjelaskan langkah-langkah yang dibuatnya untuk mencapai keputusan. Penjelasan verbal ini kemudian dianalisis untuk dibuat “pohon keputusan”


  1. Probabilistic judgment model
Model ini berguna untuk melihat situasi dimana kepercayaan awal mengenai prediksi atau evaluasi perlu direvisi saat ditemukan bukti baru tersedia. Contohnya situasi ini adalah revisi keputusan investor dalam investasi saat mendapat informasi baru mengenai tuntutan hukum pada suatu perusahan. Model ini menggunakan teorema Bayes.


Keterbatasan BAR
Tidak adanya satu teori pokok untuk membantu unifikasi dari berbagai macam pertanyaan riset dan temuan2 BAR.

Positive Accounting Theory

Ch 9 Positive Accounting Theory & Capital Market Research
Positive accounting theory adalah cabang penelitian akuntansi yang berusaha untuk menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi


Ketidakpuasan teori normatif
  1. Berusaha memberikan rekomendasi metode akuntansi tanpa didasari penelitian/metode empiris
  2. Memberi rekomendasi metode akuntansi secara subjektif sehingga tidak dapat difalsifikasi
  3. Gagal menjelaskan mengapa konsep biaya historis diterimasecara umum dan digunakan di berbagai keadaan


Kekuatan Positive Theory dibanding normative
  1. Teori positif diperlukan sebelum teori normatif dikembangkan, untuk memahami kejadian di dunia nyata
  2. Teori normatif tidak didasarkan pada observasi-observasi atau metode-metode yang terindentifikasi dan empiris
  3. Teori normatif tidak menghasilkan pernyataan yang dapat diuji secara empiris, fungsi tujuannya tidak lepas dari preferensi subyektif
  4. Teori normatif gagal menjelaskan mengapa prinsip-prinsip akuntansi biaya historis diterima secara umum dan digunakan dalam berbagai situasi
  5. Teori positif sebagai suatu paradigma dikembangkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan teori normatif
  6. Teori positif harus dapat menghasilkan hipotesis yang dapat dibuktikan kesalahannya melalui pengujian empiris
Tujuan Teori positif
  1. Menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi bukannya menyajikan panduan/petunjuk/arahan
  2. Memastikan bahwa tidak satupun tujuan lebih superior daripada tujuan-tujuan lain
  3. Menilai praktik yang ada saat ini dengan cara sistematis
  4. Berupaya memodel hubungan antara akuntansi, perusahaan, dan pasar dan menganalisis persoalan-persoalan dalam kerangka kerja ekonomi
Kritik atas positive accounting theory
  1. Tidak memberi rekomendasi apa yang seharusnya dilakukan, hanya menjelaskan dan memprediksi apa yang akan terjadi
  2. Tidak sepenuhnya bebas dari nilai-nilai(objektif) karena hanya menjelaskan dan memprediksi  apa yang akan dilakukan orang2, mengabaikan apa yang seharusnya dilakukan
  3. Mengasumsikan bahwa manajer(agen) dan pemilik(principal) memiliki kepentingan sendiri2 untuk memaksimalkan kekayaannya tanpa mempertimbangkan efek buruknya.

Monday, August 10, 2015

Audit Internal UAS

BAB I PEDOMAN TELAAH SEJAWAT AAIPI
Telaah sejawat adalah Program penjaminan dan pengembangan mutu yang dilakukan dengan cara penelaahan dari APIP lain.
Telaah sejawat dilaksanakan setiap tiga tahun oleh tim independen dan berkualitas atau berkompeten yang berasal dari luar APIP. Dalam rangka mempertahankan independensi maka telaah sejawat tidak dilakukan secara resiprokal (saling telaah).
Tujuan telaah sejawat:
  1. Melakukan penilaian efisiensi dan efektivitas organisasi APIP sesuai dengan visi misi tugas dan fungsinya
  2. Menyatakan pendapat kesesuaian aktivitas APIP dengan standar audit
  3. Memberikan saran perbaikan kinerja APIP
Persiapan Telaah Sejawat
  1. Persiapan bagi APIP yang akan ditelaah
    1. memahami standar dan mempersiapkan proses pnilaian telaah sejawat
    2. memahami pedoman penilaian telaah sejawat
    3. menyiapkan dokumen yg diperlukan
    4. melakukan penilaian internal secara berkala
    5. memberitahu auditor jadwal telaah sejawat
    6. menjelaskan kepada tim penelaah peraturan mengenai operasional APIP
    7. mereviu kertas kerja dan laporan hasil audit sebelum diserahkan ke tim
    8. memastikan pegawainya telah mendapat pealtihan yang dibutuhkan
  2. Persiapan Tim Penelaah
    1. Pembentukan Tim Penelaah; Secara umum minimal Tim terdiri dari: Pengendali Teknis, Ketua Tim, dan 2 (dua) orang Anggota Tim.
    2. Kuisioner kepada APIP yang ditelaah; berisi :
      1. Informasi tentang struktur organisasi untuk mengetahui posisi unit strategis.
      2. Informasi tentang jumlah auditor atau staf yang dimiliki sebagai gambaran tentang kekuatan personil dalam melaksanakan kegiatan pengawasan serta kemampuannya melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan tujuan audit dan rencana pengawasan tahunan.
      3. Sistem dan prosedur yang ada untuk mengetahui apakah proses bisnis yang dimiliki sudah memungkinkan internal audit memenuhi tujuan dan rencana kerjanya serta beradaptasi dengan perubahan organisasinya.
    3. Komunikasi Awal
      Komunikasi awal kepada APIP Yang Ditelaah perlu dilakukan untuk:
      1. Mengkonfirmasi tujuan telaah sejawat dan bila ada kebutuhan khusus APIP Yang Ditelaah.
      2. Mengidentifikasi Auditi dalam satu tahun terakhir dari APIP Yang Ditelaah.
      3. Mengidentifikasi dan merencanakan survei terhadap staf/auditor APIP Yang
        Ditelaah terutama bila jumlahnya banyak.
      4. Mendiskusikan informasi awal yang diterima Tim Penelaah dari kuesioner yang dikirimkan sebelumnya.
    4. Menetapkan Ruang Lingkup Pekerjaan
      Ruang lingkup disepakati antara Tim Penelaah dengan pimpinan tertinggi APIP Yang
      Ditelaah. Ruang lingkup adalah kesesuaian dengan Standar.