Thursday, August 13, 2015

Positive Accounting Theory

Ch 9 Positive Accounting Theory & Capital Market Research
Positive accounting theory adalah cabang penelitian akuntansi yang berusaha untuk menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi


Ketidakpuasan teori normatif
  1. Berusaha memberikan rekomendasi metode akuntansi tanpa didasari penelitian/metode empiris
  2. Memberi rekomendasi metode akuntansi secara subjektif sehingga tidak dapat difalsifikasi
  3. Gagal menjelaskan mengapa konsep biaya historis diterimasecara umum dan digunakan di berbagai keadaan


Kekuatan Positive Theory dibanding normative
  1. Teori positif diperlukan sebelum teori normatif dikembangkan, untuk memahami kejadian di dunia nyata
  2. Teori normatif tidak didasarkan pada observasi-observasi atau metode-metode yang terindentifikasi dan empiris
  3. Teori normatif tidak menghasilkan pernyataan yang dapat diuji secara empiris, fungsi tujuannya tidak lepas dari preferensi subyektif
  4. Teori normatif gagal menjelaskan mengapa prinsip-prinsip akuntansi biaya historis diterima secara umum dan digunakan dalam berbagai situasi
  5. Teori positif sebagai suatu paradigma dikembangkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan teori normatif
  6. Teori positif harus dapat menghasilkan hipotesis yang dapat dibuktikan kesalahannya melalui pengujian empiris
Tujuan Teori positif
  1. Menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi bukannya menyajikan panduan/petunjuk/arahan
  2. Memastikan bahwa tidak satupun tujuan lebih superior daripada tujuan-tujuan lain
  3. Menilai praktik yang ada saat ini dengan cara sistematis
  4. Berupaya memodel hubungan antara akuntansi, perusahaan, dan pasar dan menganalisis persoalan-persoalan dalam kerangka kerja ekonomi
Kritik atas positive accounting theory
  1. Tidak memberi rekomendasi apa yang seharusnya dilakukan, hanya menjelaskan dan memprediksi apa yang akan terjadi
  2. Tidak sepenuhnya bebas dari nilai-nilai(objektif) karena hanya menjelaskan dan memprediksi  apa yang akan dilakukan orang2, mengabaikan apa yang seharusnya dilakukan
  3. Mengasumsikan bahwa manajer(agen) dan pemilik(principal) memiliki kepentingan sendiri2 untuk memaksimalkan kekayaannya tanpa mempertimbangkan efek buruknya.


Perkembangan Teori Positif, menjadi dua tahap
  1. Capital Market Behavior > fokus bab ini, yaitu
    1. Meneliti hubungan antara pengumuman data akuntansi dan reaksi harga saham
    2. Teori-teori yang digunakan adalah efficient market hypothesis dan capital asset pricing model
  2. Explain and Predict praktik akuntansi, alasan pemilihan praktik akuntansi > bab selanjutnya
    1. Teori ex-post yang menjelaskan apakah perusahaan membuat pilihan-pilihan akuntansi tertentu untuk tujuan-tujuan oportunistik, misal pemindahan kekayaan dari pemegang klaim atas perusahaan kepada manajer
    2. Teori ex-ante yang mengasumsikan perusahaan memilih praktik-praktik akuntansi untuk tujuan-tujuan efisiensi
    3. Kedua fokus ini tidak mutually exclusive
    4. Teori yang digunakan didasarkan pada property rights contracting literature


Capital Market Research
Dua jenis riset pasar modal :
  1. Pengaruh penerbitan informasi akuntansi terhadap harga saham
  2. Pengaruh perubahan kebijakan akuntansi terhadap harga saham
Kedua riset ini didasarkan pada efficient markets hypothesis (EMH), yang menekankan pada permintaan dan penawaran, analisis ekuilibrium dan pasar-pasar kompetitif
Menurut Fama: pasar yang efisien adalah pasar yang merefleksikan sepenuhnya informasi yang tersedia
Kondisi pasar efisien :
  1. Tidak ada biaya transaksi dalam perdagangan sekuritas
  2. Semua informasi tersedia tanpa biaya bagi seluruh peserta pasar
  3. Semua setuju atas implikasi dari informasi saat ini terhadap harga dan distribusi sekarang dari harga-harga setiap sekuritas di masa depan
3 bentuk EMH
  1. Weak form, mengasumsikan bahwa harga sekuritas pada suatu waktu mencerminkan sepenuhnya informasi yang terkandung dalam serangkaian harga-harga di masa lalu
  2. Semi-strong form, mengasumsikan bahwa harga sekuritas mencerminkan semua informasi yang tersedia, termasuk harga-harga di masa lalu
  3. Strong form, mengisyaratkan bahwa harga sekuritas mencerminkan seluruh informasi, termasuk informasi yang tidak tersedia secara public
Riset dalam akuntansi menggunakan asumsi semi kuat
Capital Market Research merupakan riset yang menggunakan metode-metode statistic untuk menguji hipotesa tentang perilaku pasar modal. Model yang digunakan adalah model pasar yang didasarkan pada capital asset pricing model (CAPM)
Penelitian mengenai pengumuman laba akuntansi terhadap harga saham
  1. Ball and Brown >  laba akuntansi berguna dan informatif dalam pengambilan keputusan investasi, Pasar mengantisipasi laporan laba menguntungkan dan tidak menguntungkan dan harga menyesuaikan sebagaimana mestinya
  2. Foster > membuktikan bahwa informasi interim memberikan informasi yang signifikan kepada pasar
  3. Beaver, Clarke dan Wright meneliti seberapa besar perubahan laba yang tidak diperkirakan dapat memengaruhi abnormal returns. Persentasi rata-rata dari unexpected profits naik/turun, ada kenaikan/penurunan rata-rata tahunan abnormal rate of return
  4. Beaver, Lambert dan Morse, secara rata-rata, kenaikan abnormal return hanya sebesar 0.1 – 0.15% berkaitan dengan kenaikan unexpected profits sebesar 1%.
Studi Asosiasi dan Earning Response Coefficient (ERC)
Studi asosiasi mengukur pengaruh ukuran-ukuran akuntansi terhadap harga saham selama periode yang lebih panjang (1 tahun atau lebih)
Earnings response coefficient diperoleh dengan melakukan regresi linear sederhana antara returns atau unexpected returns sebagai variabel bebas dengan profits atau unexpected profits sebagai variabel terikat. R-squared dan kemiringan (koefisien) kemudian digunakan untuk menilai isi informasi dari laba.
Faktor-faktor yang memengaruhi ERC:
  1. risiko dan ketidakpastian (negatif, tetapi bisa jadi karena noise),  
  2. kualitas audit (positif),
  3. ukuran perusahaan (positif),
  4. industri (positif),
  5. tingkat bunga (belum banyak penelitian di area ini),
  6. leverage (hubungan beta dan ERC menjadi tidak signifikan setelah memperhitungkan leverage),
  7. pertumbuhan perusahaan (positif),
  8. laba permanen dan temporer (informasi laba temporer digunakan untuk mengestimasi laba permanen)
  9. Model non-linear, karena model linear memiliki R-squared yang kecil
  10. Tingkat laba dan perubahan laba (berkaitan secara signifikan dengan return, tetapi raw profits paling signifikan berasosiasi dengan return)
  11. Laba yang terdisagregasi (incremental sifnigicant explanatory power ditunjukkan)
  12. Arus kas (menambah informasi tetapi tida sebanyak laba)
  13. Neraca dan komponen neraca


Ada dua posisi pra teori EMH:
  1. Angka-angka akuntansi tidak berarti sama sekali karena berdasarkan biaya-biaya historis yang tidak relevan
  2. Angka-angka ini menipu karena investor terlalu terpaku pada angka-angka yang dilaporkan
Hipotesis atas kondisi ini
  1. Hipotesis mekanistik, Pasar bereaksi secara mekanistik terhadap perubahan pada angka akuntansi, baik perubahan tersebut hanyalah secara “kosmetik”/palsu atau baik perubahan tersebut berakibat pada arus kas atau tidak. Jadi pasar secara sistematik tertipu oleh perubahan metode akuntansi yang menignkatkan/menurunkan laba akuntansi.
  2. Hipotesis no effect, pasar mengabaikan perubahan akuntansi yang tidak berimplikasi pada arus kas.
Hasil penelitian dari Kaplan & Roll menunjukkan bahwa pasar tertipu untuk beberapa waktu
Accounting Theory Discretion
Contracting Theory
Teori ini mencirikan perusahaan sebagai hubungan (nexus) legal yaitu berupa hubungan-hubungan kontraktual di antara penyedia dan pengguna faktor-faktor produksi.
Keberadaan perusahaan didasarkan pada pengurangan biaya transaksi. Perusahaan ada karena memberikan biaya yang lebih murah bagi para individu untuk bertransaksi melalui organisasi sentral daripada melakukannya secara individu
Agency Theory
Hubungan keagenan terjadi karena ada kontrak yang membuat satu pihak (principal) meminta pihak lain (agen) melakukan suatu tindakan untuk kepentingan principal. Keduanya berupaya memaksimalkan utilitas mereka
Agency problem muncul bila agen bertindak yang tidak memaksimalkan kepentingan principal dalam rangka memaksimalkan kepentingannya sendiri.
Agency problem memunculkan agency cost, yang terdiri dari:
  1. monitoring costs adalah biaya untuk mengawasi perilaku agen. Biaya ini dikeluarkan principal untuk mengukur, mengamati dan mengendalikan perilaku agen. Contoh : biaya audit wajib, biaya merancang rencana kompensasi manajemen, pembatasan anggaran dan aturan-aturan operasional.
  2. bonding costs  merupakan biaya yang ditangung oleh agent untuk menetapkan dan mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa agent akan bertindak untuk kepentingan principal. Contoh : biaya pembuatan laporan kwartalan, oportunity cost karena dilarang membocorkan rahasia perusahaan ke publik.
  3. residual loss merupakan pengorbanan yang berupa berkurangnya kemakmuran principal sebagai akibat dari perbedaan keputusan agent dan keputusan principal.


Ada dua jenis agency problem
  1. Manager-Shareholder agency relationship
Permasalahan keagenan dalam managaer shareholder relationship:
    1. Risk aversion, manajer memilih risiko yang lebih rendah daripada yang diinginkan pemegang saham
    2. Dividend retention, manajer lebih suka membayar dividen dalam jumlah yang lebih rendah daripada preferensi pemegang saham
    3. Horizon problem, pemegang saham berkepentingan atas arus kas untuk jangka waktu yang tidak terbatas sedangkan manajer hanya untuk jangka waktu yang menjadi kepentingannya
Kontrak tertentu dapat digunakan untuk mengatasi masalah2 ini:
  1. Remunerasi berbasis harga saham dapat mengurangi persoalan-persoalan horizon dan risk-aversion
  2. Remunerasi berbasis laba juga dapat digunakan untuk mengatasi risk aversion
  3. Memberikan rencana bonus yang batas atasnya ditentukan berdasarkan dividend payout ratio (mengurangi persoalan dividen retention)
  4. Membayar manajer lebih berdasarkan pergerakan harga saham ketika manajer mendekati masa pension (mengatasi horizon problem)
  5. Membayar bonus pada tariff progresif atas peningkatan laba yang dilaporkan
Bonus plan hypothesis > manajer yang dibayar menggunakan bonus tertentu cenderung berusaha menggunakan metode akuntansi yang meningkatkan laba di periode berjalan agar mendapat bonus yang lebih tinggi


  1. Shareholder – Debtholder agency relationship
Nilai perusahaan = nilai utang + nilai ekuitas, ada dua cara meningkatkan nilai ekuitas yaitu meningkatkan nilai perusahaan atau memindahkan kekayaan dari pemberi pinjaman ke pemegang saham.
Ada 4 cara dalam memindahkan kekayaan dari pemberi pinjaman kepada pemegang saham (Smith dan Warner):
    1. Pembayaran dividen yang berlebihan
    2. Subtitusi asset
    3. Underinvestment
    4. Dilusi klaim
Cara mengatas permasalahan diatas menggunakan perjanjian utang/debt covenant. Ada empat kelompok perjanjian utang:
  1. Perjanjian yang membatasi kesempatan investasi perusahaan
  2. Perjanjian yang membatasi kebijakan dividen
  3. Perjanjian yang membatasi kebijakan keuangan perusahaan
  4. Perjanjian yang mengharusan penyediaan informasi tertentu untuk membantu pemberi pinjaman apakah perjanjian telah dilanggar
Beberapa hal yang dimasukkan dalam perjanjian pinjaman:
    1. Pemeliharaan tingkat modal kerja
    2. Pembatasan aktivitas merger
    3. Pembatasan investasi pada perusahaan lain
    4. Pembatasan untuk melakukan pinjaman tambahan


Ex post opportunism vs ex ante efficient contracting
Pengarang berpendapat: agen mempertimbangkan bahwa proteksi harga tidak lengkap dan setiap penyelesaian ex post untuk perilaku disfungsional juga tidak lengkap. Argumentasi ini disebut ex-post ‘opportunistic’
Manajer akan menggunakan teknik-teknik akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan pada tahun berjalan.
Pendekatan alternative adalah pendekatan efficient contracting. Pendekatan ini didasarkan pada pengaruh reputasi pada manajer. Manajer akan mendesain kontrak yang efisien, yang menyelaraskan kepentingan agen dan principal dan meningkatkan nilai perusahaan. Disebut ex-ante karena agen bernegosiasi di muka untuk menbatasi perilakunya
Penggunaan teknik-teknik akuntansi yang mengurangi laba menunjukkan perilaku pendekatan ini.


Information perspective and signalling
Holthausen: manajer menyediakan informasi kepada investor untuk membantu mereka mengambil keputusan. Peranan ini diambil karena mereka memiliki keunggulan komparatif dalam produksi dan diseminasi informasi
Tidak mudah membedakan ini dengan perspektif efficient contracting
Menurut perspektif informasi, informasi mendahulun arus kas. Informasi akuntansi digunakan untk mengindikasikan nilai perusahaan dan perubahannya.
Menurut perspektif efficient contracting, akuntansi dipandang merefleksikan perubahan arus kas perusahaan, transaksi sudah terjadi
Menurut perspektif akuntansi, perubahan metode akuntansi berarti informasi telah berubah dan keputusan investasi juga harus berubah
Hipothesis informasi ini sejalan dengan signaling theory, yaitu manajer menggunakan informasi akuntansi untuk memberi sinyal atas ekspektasi dan intensi di masa depan
Menurut signaling theory, jika manajer mengharapkan tingkat pertumbuhan di masa depan yang tinggi, mereka akan memberikan sinyal melalui data akuntansi
Manajer perusahaan lain yang kinerjanya sama akan juga melaporkan. Manajer yang kinerjanya biasa-biasa saja juga memiliki insentif untuk melaporkan supaya tidak dipandang memperoleh kinerja yang buruk Manajer dengan informasi yang buruk akan memiliki insentif melaporkan kabar buruk untuk mempertahanan kredibilitas mereka
Signaling theory memprediksi bahwa perusahaan akan mengungkapkan informasi lebih dari yang diminta
Sinyal harus kredibel, tidak dapat direplikasi dengan mudah dan murah oleh perusahaan lain. Biaya informasi termasuk kerugian kredibilitas jangka panjang karena kinerja actual tidak sesuai dengan kinerja yang dilaporkan akuntansi Tambahan kredibilitas diperoleh dari kebijakan dividen
Pasar menginterpretasikan bahwa pengungkapan akuntansi merupakan “kabar baik” sedangkan ketiadaan informasi akuntansi merupakan “kabar buruk”

No comments:

Post a Comment